Jumat, 23 Maret 2012

Model Pembelajaran


Fransiska Indah Crisanti _292010088


Model pembelajaran Make a Match (Lorna Curran,1994)

Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan.
Langkah-langkah pembelajaran Make a Match adalah sebagi berikut :
1.      Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.      Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3.      Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4.      Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Artinya siswa yang kebetulan mendapat kartu ‘soal’ maka harus mencari pasangan yang memegang kartu ‘ jawaban soal’ secepat mungkin. Demikian juga sebaliknya.
5.      Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6.      Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
7.       Demikian seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke semua siswa.
8.      Kesimpulan/penutup.

Kelebihan model make a match adalah sebagai berikut:
  • dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik;
  • karena ada unsur permainan, model ini menyenangkan;
  • meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari;
  • mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan
  • materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa  sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

Kekurangan Model Make a Match
  • Suasana belajarnya akan sangat riuh
  • diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
  • waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
  • guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai
Pada penerapan model make a match, diperoleh beberapa temuan bahwa model make a match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing.
Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam diskusi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (1994:116), “Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan keaktifan siswa yang dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar dapat ditujukan ke arah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila motivasi yang dimiliki oleh siswa diberi berbagai tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif.” Selanjutnya, penerapan model make a match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa; mengembangkan keingintahunan dan imajinasi; memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi; menciptakan kondisi yang menyenangkan; mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar; karakteristik mata pelajaran.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar