Jumat, 02 Maret 2012

life skill




 Life SkillBidang Penyiaran
Satu Solusi Atasi Pengangguran


Pembangunan bangsa ini di era globalisasi semakin berat dengan berbagai tantangannya yang kian kompleks. Bangsa ini pun memerlukan sumber daya manusia berkualitas, selain kuantitas tentunya. Tugas berat pun harus dihadapi generasi muda atau remaja selaku pelaku pembangunan bangsa ini mendatang. Bukan saja mereka butuh ilmu semata tapi harus dilengkapi ketrampilan-ketrampilan atau lifeskills. Berbicara lifeskills, seperti apa life skills yang dimiliki kalangan muda bangsa ini? 
"Life skills memiliki pengertian yang lebih luas dari sekadar untuk menghidupi diri sendiri. Persoalannya, bukan sekadar keterampilan semata, tetapi bagaimana caranya memberi pendidikan yang betul-betul mampu membuat anak atau remaja menjadi mandiri, setidaknya kelak dapat mengurus dirinya sendiri terlebih lagi untuk keperluan yang lebih luas, yakni bangsa ini," kata Dana Sumirat, praktisi Konsultan Radio. 
Sembari memberi gambaran perbandingan, kata praktisi Radio yang sudah berkenalan dengan dunia radio sejak SMA (Sekolah Menengah Atas) sekitar tahun 1973-an, pada era 1970-an hingga 1980-an sarana yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pendidikan life skills ini masih minim dibanding saat ini yang serba canggih dan banyak jumlah dan tempatnya serta bisa dimanfaatkan anak-anak muda. 
Di era sekarang dengan melimpahnya sarana dan prasarana, imbuh Dana, dalam pendidikan life skills tersebut anak-anak muda peserta pelatihan atau pendidikan ini juga tidak dilepas begitu saja, tetapi harus tetap dibimbing, diarahkan dan dimotivasi. "Supaya kalau kita ingin memetik hasilnya itu benar-benar sesuai harapan dan menuju ke arah-arah positif, produktif, dan tidak disalahgunakan untuk yang negatif," tandasnya. 
Berbicara pendidikan life skills yang selama ini lebih cenderung "dekat" dengan pendidikan atau pelatihan, seperti menjahit, mengelas, ukir, perbengkelan, sablon atau percetakan. Sebagai seorang praktisi dunia broadcast khususnya radio, Dana Sumirat berpendapat, pelatihan atau pendidikan kepenyiaran maupun kehumasan pun juga termasuk dalam pendidikan life skills. "Sekarang sudah banyak tempat atau lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan kepenyiaran ini, bukan hanya tempat-tempat kursus tetapi perguruan-peruguran tinggi pun sudah banyak, dan peminatnya pun sangat banyak," jelasnya seraya menambahkan, jadi semakin banyak pilihan bagi generasi muda untuk memlilih jenis pendidikan life skills tersebut. 
Semakin boomingnya pendidikan life skilll di Indonesia baik ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan, perguruan tinggi-perguruan tinggi swasta maupun negeri yang mengadakan atau membuka jurusan mengarah ke pendidikan life skills ini, meski kalah dalam hal memulia dari negara lain, tetapi setidaknya nilai dana Sumirat merupakan satu peluang bagus yang perlu diarahkan, dimanfaatkan, sehingga memperoleh hasil sesuai harapan. 
Menurut Dana Sumirat, kalau pendidikan life skills tentang kepenyiaran dan kehumasan ini dimanfaatkan yang didukung dengan tehnologi diisi pengetahuan dan tambahan segala macam secara optimal dan benar, sehingga menghasilakn SDM yang memiliki skill komunikasi yang baik dengan orang, terlebih internasional atau manca negara di era globalisasi yang serba maju dan modern ini, maka akan diperoleh SDM unggul dan siap berkompetisi atau bersaing dengan kompetiter lain yang bukan saja dari dalam negeri tapi juga datang dari manca negara. 
"Seperti di kampus-kampus ada klub-klub yang sifatnya ekstra kurikuler yang kalau dimanfaatkan semaksimal mungkin itu bagus sekali," ujar Dosen London School Jakarta yang mengajar mata kuliah Radio Station Manajemen Jurusan Komunikasi Masa sejak 1998 sampai sekarang.
Belakangan sekolah-sekolah kejuruan komunikasi, kata Dana Sumirat, meski sempat tertinggal dengan jurusan-jurusan lain, tetapi sejak tiga tahun terakhir justru mengalami booming. 
Konsultan radio yang telah malang melintang menangani berbagai perusahaan siaran radio baik yang ada di Jakarta maupun di kota-kota lainnya ini, menjelaskan di tenpat mereka (peserta didik) kuliah atau belajar tidak hanya mendapatkan teori tetapi juga praktek yang dibuat, direkayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah mereka sedang on air (mengudara) di sebuah station. 
Mereka, kata dia juga harus didukung baik, oleh peserta maupun pihak penyelenggara, seperti seragam, sehingga sejak awal mereka para peserta ini sudah mengenakan seragam sesuai jabatan atau posnya nanti. Sehingga mereka seperti terlihat dengan jabatan sesungguhnya, seperti penyiar, script writer, play list, music director, operator, penyiar, dan sebagainya. 
Supaya peserta didik ini mampu menjadi SDM yang berkualitas dan siap pakai, ujar Dana Sumirat, ada beberapa hal yang harus dipenuhi mereka. Antara lain, memiliki sikap disiplin, tertib, tanggung jawab, serta memiliki motivasi dan kemaun diri untuk menjadi SDM berkualitas dan memiliki kemampuan atau skills sesuai yang diinginkan. 
Skills di bidang kepenyiaran pun bukan saja memiliki peluang bagus, tetapi juga mempunyai peran penting bagi pengatasan jumlah pengangguran yang memang membludak di tengah maraknya usaha media siaran. "Mudah-mudahan mereka mampu mengisi kebutuhan sebagai tenaga kepenyiaran, sekaligus menjadi salah satu solusi dalam mengatasi jumlah tenaga pengangguran yang ada di negeri ini," kata Dana Sumirat penuh harap. HAR 

36  Gemari Edisi 74/Tahun VIII/Maret 2007
 

REFLEKSI
Dalam materi perkuliahan strategi pembelajaran saya memperoleh pengetahuan tentang life skill. Life skill merupakan suatu kepandaian, kemahiran, kesanggupan atau kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk menempuh perjalanan hidup atau untuk menjalani kehidupan.
Macam- macam Life skill :
-                 Kecakapan untuk menemukan jati diri
Didalamnya meliputi : kemampuan fisik, kemampuan intelektual, kemampuan emosi dan kemampuan spiritual
-                 Kecakapan untuk bermasyarakat
-                 Kecakapan memelihara lingkungan
-                 Kecakapan menguasai dan menyenangi pekerjaan


Dari artikel tersebut terlihat bahwa life skill merupakan keterampilan yang mendasar dalam hidup, namun permasalahan bangsa kita adalah kurangnya kualitas SDM (sumber daya manusia). Banyak orang menjadi pengangguran karena belum memaksimalkan life skill yang ada pada dirinya. Melalui bidang penyiaran inilah mereka para pengangguran berkesempatan untuk mengembangkan life skill yang dimilikinya. Penyiar merupakan life skill yang berkaitan dengan kecakapan untuk menguasai sebuah pekerjaan tentunya pekerjaan sebagai penyiar. dimana mereka para penyiar dapat mengembangkan dirinya untuk mampu menginformasikan sesuatu hal kepada para pendengar. Mereka juga harus mampu berdialog dan berinteraksi dengan berbagai macam pendengar. Dari life skill tersebut diharapkan mampu mengurangi pengangguran. Upaya mengembangkan life skill penyiar dengan diadakannya seperti seminar. Dengan pembicara maupun tokoh yang telah ahli supaya para calon penyiar maupun penyiar sendiri semakin menggali kemampuannya dibidang yang ingin dan sudah ditekuninnya. Penyiar disebut kecakapan untuk menguasai pekerjaan karena pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang halal sehingga orang memperoleh imbalan sebagai nafkah yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan mengurangi adanya pengangguran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar