Fransiska Indah Crisanti _292010088
Model pembelajaran Make a Match
(Lorna Curran,1994)
Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan.
Langkah-langkah
pembelajaran Make a Match adalah sebagi berikut :
1.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.
Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu
yang dipegang.
4.
Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai
kartu yang cocok dengan kartunya. Artinya siswa yang kebetulan mendapat kartu
‘soal’ maka harus mencari pasangan yang memegang kartu ‘ jawaban soal’ secepat
mungkin. Demikian juga sebaliknya.
5.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi poin.
6.
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap
siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
7.
Demikian
seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke semua siswa.
8.
Kesimpulan/penutup.
Kelebihan model make a match adalah sebagai berikut:
- dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik
secara kognitif maupun fisik;
- karena ada unsur permainan, model ini
menyenangkan;
- meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari;
- mampu menciptakan suasana belajar aktif dan
menyenangkan
- materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
Kekurangan Model Make a Match
- Suasana belajarnya akan sangat riuh
- diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
- waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa
terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
- guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai
Pada penerapan model make a match,
diperoleh beberapa temuan bahwa model make a match dapat
memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu
yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak
sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan
keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya
masing-masing.
Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya
guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan
dan motivasi siswa dalam diskusi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik
(1994:116), “Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan keaktifan
siswa yang dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran tertentu, dan motivasi
belajar dapat ditujukan ke arah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila motivasi yang
dimiliki oleh siswa diberi berbagai tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif.”
Selanjutnya, penerapan model make a match dapat membangkitkan keingintahuan dan
kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan.
Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu:
berpusat pada siswa; mengembangkan keingintahunan dan imajinasi; memiliki
semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi; menciptakan kondisi yang
menyenangkan; mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar;
karakteristik mata pelajaran.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar