Fransiska
Indah Crisanti_292010088_C
TEORI BELAJAR DAN TEORI MENGAJAR
Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Terdapat beberapa
teori belajar menurut para ahli sebagai berikut :
1. Teori belajar
J. Bruner
Kata Bruner
belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tapi untuk mengubah
kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih
banyak dan mudah. Didalam proses belajar bruner mementingkan partisipasi aktif
dari setiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.
2. Teori belajar
Gestalt
Teori ini
dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Jadi dalam belajar yang penting
adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk
memecehkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hah-hal
yang perlu dipelajari, tetapi mengerti dam memperoleh insight.
Prinsip belajar
menurut teori Gesyalt
1) Belajar
berdasarkan keseluruhan
Orang
berusaha menghubungkan sesuatu pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak
mungkin.
2) Belajar
adalah suatu proses perkembangan
3) Siswa
sebagai organism keseluruhan.
Siswa
belajar tidak hanya intelektual saja, tetapi juga emosional dan jasmaniah.
4) Terjadi
transfer
Belajar
pada pokok yang terpenting pada penyesuaian pertama terhadap memporoleh respon
yang tepat.
5) Belajar
berorientasi pada pengalaman
6) Belajar
harus dengan isight.
Insight
adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian
tentang sangkut-paut dan hubungan-hubungan tertentu yang mengandung suatu
problem.
7) Belajar
lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa.
8) Belajar
berlangsung terus manerus.
3. Teori Belajar
Piaget.
Pendapat piaget
mengenai proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut :
1) Anak
mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
2) Perkembangan
mental pada anak memulai tahap-tahap tertentu, menurut yang sama bagi semua
anak.
3) Walau
berlangsung pada anak melalui tahap-tahap perkembangan suatu urutan tertentu,
tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lainnya
tidaklah selalu sama setiap anak
4) Perkembangan
mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a) Kemasakan
b) Pengalaman
c) Interaksi
social
d) Equilibration
( proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki
sturktur mantal ).
5) Ada
3 tahap perkembangan, yaitu :
a) Berfikir
secara intuitif ± 4 tahun
b) Beroprasi
secara kongkrit ± 7 tahun
c) Beroprasi
secara formal ± 11 tahun.
4. Teori Belajar
R. Gagne
Terhadap masalah
belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu :
1) Belajar
ialah proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku.
2) Belajar
adalah pengasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
5. Purposeful Learning
Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan
dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang :
1. Dilakukan
siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingn orang lain.
2. Dilakukan
dengan bimbingan orang lain dadalam situasi belajar-mengajar di sekolah.
6. belajar dengan jalan Mengamati dan Meniru
(Observational learning and imitation)
Prinsip dasar belajar menurut
teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral
terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).
7. Teori belajar bermakna
Belajar bermakna
(meaningfull learning) yang digagas David P. Ausubel adalah suatu proses
pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru
mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah
mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya.
Empat tipe
belajar menurut Ausubel, yaitu:
1. Belajar
dengan penemuan yang bermakna, yaitu mengaitkan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajarinya atau siswa menemukan
pengetahuannya dari apa yang ia pelajari kemudian pengetahuan baru itu ia
kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
2. Belajar
dengan penemuan yang tidak bermakna, yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan
sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya,
kemudian dia hafalkan.
3. Belajar
menerima (ekspositori) yang bermakna, materi pelajaran yang telah tersusun
secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudia pengetahuan
yang baru itu dikaitkan dengan pengetahuan yang ia miliki.
4. Belajar
menerima (ekspositori) yang tidak bermakna, yaitu materi pelajaran yang telah
tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudia
pengetahuan yang baru itu dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan
yang ia miliki.
Prasyarat agar
belajar menerima menjadi bermakna menurut Ausubel, yaitu:
1. Belajar
menerima yang bermakna hanya akan terjadi apabila siswa memiliki strategi
belajar bermakna,
2. Tugas-tugas
belajar yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa,
PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR
·
Berdasarkan
prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1.
Dalam
belajar siswa harus diusahakan berpartisipasi secara aktif.
2. Belajar
harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi untuk mencapai tujuan
intruksional.
3. Belajar
perlu lingkungan yang menantang sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan
bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4.
Belajar
perlu interaksi dengan lingkungan.
- Sesuai
hakikat belajar
1.
Belajar
harus tahap demi tahap ,menurut perkembangannya.
2.
Belajar
adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
3.
Belajar
adalah proses menghubungkan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain.
- Sesuai
materi/bahan yang harus dipelajari
1.
Belajar
bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki penyajian yang sederhana.
2.
Belajar
harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai tujuan instruksional yang
harus dicapai.
- Syarat
keberhasilan belajar
1.
Belajar
memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
2. Repetisi,
dalam proses belajar perlu dilakukan berulang kali agar konsep/pengertian
mendalam pada siswa.
PENGALAMAN YANG
BERKAITAN DENGAN TEORI BELAJAR
Belajar
merupakan proses yang berlangsung terus menerus. Sama halnya dengan anak SD,
mereka akan belajar sesuai dengan perkembangannya. Pada kelas rendah 1 dan 2
mereka belajar dengan hal yang kongkrit. Dan memulai memasuki kelas tinggi
anak-anak tersebut belajar melalui berbagai cara seperti melalui pengalaman
langsung, meniru maupun interaksi dengan lingkungannya. Dari perkembangan kelas
rendah ke kelas tinggi merekapun belajar hal-hal yang mengalami perkembangan. Contohnya
pada mata pelajaran IPA mereka yang kelas rendah akan mempelajari urut
berdasarkan tingkat perkembangannya, dari klasifikasi mahkluk hidup hingga
nantinya memasuki kelas tinggi akan belajar secara spesifik misalnya
organ-organ tubuh dan lain-lain. Ketika menghadapi siswa yang kurang bisa cepat
menangkap pelajaran, belajar dengan cara mengulang sangat efektif digunakan. Pengalaman
saya ketika anak kelas 2 belajar tentang perkalian. Repetisi atau belajar
berulang terus meneruslah yang memang harus dilakukan supaya anak tidak hanya
hafal dalam pembelajaran tersebut tapi mendalaminya.
Mengajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
secara sadar untuk merubah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru
kepada seseorang.
TEORI MENGAJAR
beberapa teori mengajar menurut perkembangannya :
- Teori mengajar
pada pendidikan klasik
Dalam konteks pendidikan kalsik tugas guru adalah
memilih dan menyajikan materi sesuai dengan perkembangan peserta didik. Guru berperan
sangat dominan, sedangkan siswa berperan pasif dan hanya penerima informasi
yang sudah terancang secara urut dan sistemik.
- Teori mengajar
pada pendidikan pribadi
Konsep pendidikan ini anak merupakan subyek
sentral yang utama dalam pendidikan mereka harus didengar, didekati dan
diapresiasi segala cita-cita dan harapannya. Dan pendidik bukan lagi sebagai
penyampai informasi tetapi berperan sebagai pembimbing, pendorong dan
fasilitator agar siswa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh.
- Teori mengajar
pada teknologi pendidikan
Teori ini guru sebagai direktur belajar dengan
tugas-tugas melakukan pengelolaan pendidikan dan pendalaman bahan.
- Teori mengajar
pada pendidikan interaksional
Pendidikan interaksional menekankan interaksi
multi pihak antara guru, siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi hubungan
interaksional. Dalam proses belajarnya terjadi melalui dialog. Bahan ajar
banyak diambil dari lingkungan. Siswa diajak untuk menghayati nilai sosial
budaya yang ada di masyarakat.
TEORI MODEL
MENGAJAR
Teori model mengajar sebagai salah satu
pengembangan terhadap teori mengajar, teori-teori ini telah memberikan pengaruh
terhadap pergeseran teori mengajar menjadi pembelajaran. Berikut ini beberpa
teorinya :
- Teori
mengajar konsep
Mengajar
konsep adalah proses penyampaian pesan tentang materi pengajaran yang berupa
konsep kepada peserta didik.
- Teori
mengajar membedakan
Teori
mengajar ini merupakan bagaimana seorang guru mampu menjelaskan kepada murid
tentang 2 fakta atau konsep yang berbeda.
- Teori mengajar induktif
Bahwa
mengajar adalah upaya membantu siswa belajar menggunakan kemampuan analisis
secara logis berdasarkan kondisi psikologi yang mendukung.
- Teori
mengajar mencari dan menemukan
Teori
mengajar yang dikembangkan berdasarkan pemikiran siswa sehingga mampu menemukan
jawaban dan analisisnya sendiri hingga ahkirnya mampu menjelaskan hasil
belajarnya sendiri.
- Teori
mengajar advance organizer
Teori
mengajar ini mencoba untuk mengoptimalkan struktur kognitif siswa yang tumbuh
dan berkembang dalam proses belajarnya.
- Teori
mengajar model memory
Teori
ini dijelaskan bahwa mengajar dengan mengupayakan pemberdayaan memory yang
dimiliki peserta didik lebih efektif dan efisien dalam membantu belajar siswa
dalam kondisi apapun.
- Teori
mengajar kognitif
Aspek
kognitif siswa akan berkembang ketika guru memberikan pengajaran berupa
penambahan ataupun perubahan informasi baru dari informasi yang lama.
- Teori
mengajar non directive
Teori
mengajar ini pada dasarnya memberikan pola mengajar tidak langsung tetapi murid
diupayakan belajar secara bermakna.
- Teori
mengajar synectics
Teori
mengajar ini menekankan kepada upaya guru dalam mengembangkan kemampuan
kreativitas siswa.
- Teori
mengajar group investigation
Teori
ini menekankan pada pengkondisian belajar secara demokratis dimana pemahaman
belajar diperoleh melalui kelompok atau individual.
PENGALAMAN YANG
BERKAITAN DENGAN TEORI MENGAJAR
Ketika
menjadi seorang guru mengajar peserta didik untuk mampu memahami informasi
bahan pelajaran yang disampaikan merupakan hal yang tidak terlalu sulit. Tapi menurut
pengalaman saya saat mengajar bimbel peserta didik sulit untuk belajar dengan
menemukan sendiri. Tetapi membuat peserta didik untuk aktif dan guru mengurangi
verbalisme sudah banyak diterapkan. Mengajar untuk membuat peserta didik
menjadi tertarik terhadap suatu pelajaran tertentu merupakan kebanggaan
tersendiri bagi guru. Mengajar yang efektif jika guru mampu menerapkan konsep
kepada murid melalui berbagai model pembelajaran yang sesuai.