Jumat, 03 Februari 2012

strategi pembelajaran JG 220C


Fransiska Indah Crisanti_292010088_C

TEORI BELAJAR DAN TEORI MENGAJAR
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 
Terdapat beberapa teori belajar menurut para ahli sebagai berikut :

1.      Teori belajar J. Bruner
Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Didalam proses belajar bruner mementingkan partisipasi aktif dari setiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.

2.      Teori belajar Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecehkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hah-hal yang perlu dipelajari, tetapi mengerti dam memperoleh insight.
Prinsip belajar menurut teori Gesyalt
1)      Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan sesuatu pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin.
2)      Belajar adalah suatu proses perkembangan
3)      Siswa sebagai organism keseluruhan.
Siswa belajar tidak hanya intelektual saja, tetapi juga emosional dan jasmaniah.
4)      Terjadi transfer
Belajar pada pokok yang terpenting pada penyesuaian pertama terhadap memporoleh respon yang tepat.
5)      Belajar berorientasi pada pengalaman
6)      Belajar harus dengan isight.
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian tentang sangkut-paut dan hubungan-hubungan tertentu yang mengandung suatu problem.
7)      Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa.
8)      Belajar berlangsung terus manerus.

3.      Teori Belajar Piaget.
Pendapat piaget mengenai proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut :
1)      Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
2)      Perkembangan mental pada anak memulai tahap-tahap tertentu, menurut yang sama bagi semua anak.
3)     Walau berlangsung pada anak melalui tahap-tahap perkembangan suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lainnya tidaklah selalu sama setiap anak
4)      Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a)      Kemasakan
b)      Pengalaman
c)      Interaksi social
d)    Equilibration ( proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki sturktur mantal ).
5)      Ada 3 tahap perkembangan, yaitu :
a)      Berfikir secara intuitif ± 4 tahun
b)      Beroprasi secara kongkrit ± 7 tahun
c)      Beroprasi secara formal ± 11 tahun.

4.      Teori Belajar R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu :
1)      Belajar ialah proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2)      Belajar adalah pengasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

5.   Purposeful Learning
        Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang :
1.      Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingn orang lain.
2.      Dilakukan dengan bimbingan orang lain dadalam situasi belajar-mengajar di sekolah.

 6. belajar dengan jalan Mengamati dan Meniru (Observational learning and imitation)
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).

7. Teori belajar bermakna 
Belajar bermakna (meaningfull learning) yang digagas David P. Ausubel adalah suatu proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya.
Empat tipe belajar menurut Ausubel, yaitu:
1.     Belajar dengan penemuan yang bermakna, yaitu mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajarinya atau siswa menemukan pengetahuannya dari apa yang ia pelajari kemudian pengetahuan baru itu ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
2.     Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia hafalkan.
3.   Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna, materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudia pengetahuan yang baru itu dikaitkan dengan pengetahuan yang ia miliki.
4.      Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna, yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudia pengetahuan yang baru itu dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan yang ia miliki.
Prasyarat agar belajar menerima menjadi bermakna menurut Ausubel, yaitu:
1.      Belajar menerima yang bermakna hanya akan terjadi apabila siswa memiliki strategi belajar bermakna,
2.     Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
·         Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1.      Dalam belajar siswa harus diusahakan berpartisipasi secara aktif.
2.     Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi untuk mencapai tujuan intruksional.
3.  Belajar perlu lingkungan yang menantang sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4.      Belajar perlu interaksi dengan lingkungan.
  • Sesuai hakikat belajar
1.      Belajar harus tahap demi tahap ,menurut perkembangannya.
2.      Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
3.      Belajar adalah proses menghubungkan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain.
  • Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1.      Belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki penyajian yang sederhana.
2.      Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai tujuan instruksional yang harus dicapai.
  • Syarat keberhasilan belajar
1.      Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
2.    Repetisi, dalam proses belajar perlu dilakukan berulang kali agar konsep/pengertian mendalam pada siswa.

PENGALAMAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI BELAJAR
Belajar merupakan proses yang berlangsung terus menerus. Sama halnya dengan anak SD, mereka akan belajar sesuai dengan perkembangannya. Pada kelas rendah 1 dan 2 mereka belajar dengan hal yang kongkrit. Dan memulai memasuki kelas tinggi anak-anak tersebut belajar melalui berbagai cara seperti melalui pengalaman langsung, meniru maupun interaksi dengan lingkungannya. Dari perkembangan kelas rendah ke kelas tinggi merekapun belajar hal-hal yang mengalami perkembangan. Contohnya pada mata pelajaran IPA mereka yang kelas rendah akan mempelajari urut berdasarkan tingkat perkembangannya, dari klasifikasi mahkluk hidup hingga nantinya memasuki kelas tinggi akan belajar secara spesifik misalnya organ-organ tubuh dan lain-lain. Ketika menghadapi siswa yang kurang bisa cepat menangkap pelajaran, belajar dengan cara mengulang sangat efektif digunakan. Pengalaman saya ketika anak kelas 2 belajar tentang perkalian. Repetisi atau belajar berulang terus meneruslah yang memang harus dilakukan supaya anak tidak hanya hafal dalam pembelajaran tersebut tapi mendalaminya.


Mengajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar untuk merubah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru kepada seseorang.

TEORI MENGAJAR
beberapa teori mengajar menurut perkembangannya :
  1. Teori mengajar pada pendidikan klasik
Dalam konteks pendidikan kalsik tugas guru adalah memilih dan menyajikan materi sesuai dengan perkembangan peserta didik. Guru berperan sangat dominan, sedangkan siswa berperan pasif dan hanya penerima informasi yang sudah terancang secara urut dan sistemik.

  1. Teori mengajar pada pendidikan pribadi
Konsep pendidikan ini anak merupakan subyek sentral yang utama dalam pendidikan mereka harus didengar, didekati dan diapresiasi segala cita-cita dan harapannya. Dan pendidik bukan lagi sebagai penyampai informasi tetapi berperan sebagai pembimbing, pendorong dan fasilitator agar siswa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh.

  1. Teori mengajar pada teknologi pendidikan
Teori ini guru sebagai direktur belajar dengan tugas-tugas melakukan pengelolaan pendidikan dan pendalaman bahan.

  1. Teori mengajar pada pendidikan interaksional
Pendidikan interaksional menekankan interaksi multi pihak antara guru, siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi hubungan interaksional. Dalam proses belajarnya terjadi melalui dialog. Bahan ajar banyak diambil dari lingkungan. Siswa diajak untuk menghayati nilai sosial budaya yang ada di masyarakat.

TEORI MODEL MENGAJAR
Teori model mengajar sebagai salah satu pengembangan terhadap teori mengajar, teori-teori ini telah memberikan pengaruh terhadap pergeseran teori mengajar menjadi pembelajaran. Berikut ini beberpa teorinya :
  1. Teori mengajar konsep
Mengajar konsep adalah proses penyampaian pesan tentang materi pengajaran yang berupa konsep kepada peserta didik.

  1. Teori mengajar membedakan
Teori mengajar ini merupakan bagaimana seorang guru mampu menjelaskan kepada murid tentang 2 fakta atau konsep yang berbeda.

  1. Teori mengajar induktif
Bahwa mengajar adalah upaya membantu siswa belajar menggunakan kemampuan analisis secara logis berdasarkan kondisi psikologi yang mendukung.

  1. Teori mengajar mencari dan menemukan
Teori mengajar yang dikembangkan berdasarkan pemikiran siswa sehingga mampu menemukan jawaban dan analisisnya sendiri hingga ahkirnya mampu menjelaskan hasil belajarnya sendiri.

  1. Teori mengajar advance organizer
Teori mengajar ini mencoba untuk mengoptimalkan struktur kognitif siswa yang tumbuh dan berkembang dalam proses belajarnya.
  1. Teori mengajar model memory
Teori ini dijelaskan bahwa mengajar dengan mengupayakan pemberdayaan memory yang dimiliki peserta didik lebih efektif dan efisien dalam membantu belajar siswa dalam kondisi apapun.

  1. Teori mengajar kognitif
Aspek kognitif siswa akan berkembang ketika guru memberikan pengajaran berupa penambahan ataupun perubahan informasi baru dari informasi yang lama.

  1. Teori mengajar non directive
Teori mengajar ini pada dasarnya memberikan pola mengajar tidak langsung tetapi murid diupayakan belajar secara bermakna.

  1. Teori mengajar synectics
Teori mengajar ini menekankan kepada upaya guru dalam mengembangkan kemampuan kreativitas siswa.

  1. Teori mengajar group investigation
Teori ini menekankan pada pengkondisian belajar secara demokratis dimana pemahaman belajar diperoleh melalui kelompok atau individual.

 PENGALAMAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI MENGAJAR
Ketika menjadi seorang guru mengajar peserta didik untuk mampu memahami informasi bahan pelajaran yang disampaikan merupakan hal yang tidak terlalu sulit. Tapi menurut pengalaman saya saat mengajar bimbel peserta didik sulit untuk belajar dengan menemukan sendiri. Tetapi membuat peserta didik untuk aktif dan guru mengurangi verbalisme sudah banyak diterapkan. Mengajar untuk membuat peserta didik menjadi tertarik terhadap suatu pelajaran tertentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi guru. Mengajar yang efektif jika guru mampu menerapkan konsep kepada murid melalui berbagai model pembelajaran yang sesuai.